Rabu, 18 Juni 2025

Sejarah Pertempuran Ambarawa (Monumen Palagan Ambarawa)

 

Pertempuran Ambarawa, yang acap kali disebut sebagai Palagan Ambarawa, merupakan salah satu momen krusial dalam sejarah upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia pasca-proklamasi. Pertempuran ini menggarisbawahi semangat kepahlawanan dan keberanian para pejuang Indonesia dalam menghadapi kekuatan Sekutu (Inggris) yang didukung oleh NICA (Administrasi Sipil Hindia Belanda).

Berikut adalah ringkasan sejarah Pertempuran Ambarawa:

Latar Belakang:

Kedatangan Sekutu: Setelah menyerahnya Jepang dalam Perang Dunia II, pasukan Sekutu (khususnya Brigade Artileri Inggris Divisi 23 AFNEI - Allied Forces Netherlands East Indies) tiba di Indonesia pada 20 Oktober 1945 di Semarang. Maksud awal mereka adalah melucuti senjata tentara Jepang dan menangani tawanan perang (APWI - Allied Prisoners of War and Internees).

Niat Tersembunyi: Namun, kedatangan Sekutu ini didukung oleh NICA yang memiliki tujuan untuk mengembalikan kekuasaan Belanda di Indonesia.

Pemicu Konflik: Ketegangan mulai muncul ketika tentara Sekutu, yang mengaku melindungi tawanan perang, memberikan senjata kembali kepada tawanan perang Belanda (KNIL) yang telah dibebaskan. Ini menimbulkan kecurigaan dan kemarahan rakyat Indonesia, terutama di Magelang dan Ambarawa. Insiden di Magelang: Pada 26 Oktober 1945, terjadi insiden bersenjata di Magelang antara Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan pasukan Inggris. Pertempuran ini sempat mereda setelah Presiden Soekarno dan Brigadir Jenderal Bethell (komandan Sekutu di Magelang) mengadakan perundingan pada 2 November 1945. Kesepakatan yang dicapai antara lain bahwa Sekutu akan tetap menempatkan pasukannya di Magelang untuk mengurus tawanan perang, jalan raya Magelang-Ambarawa terbuka untuk lalu lintas kedua belah pihak, dan Inggris tidak akan mengakui aktivitas NICA.

Kronologi Pertempuran: Pelanggaran Janji: Ironisnya, pihak Sekutu melanggar perjanjian tersebut. Mereka secara diam-diam memindahkan pasukannya dari Magelang ke Ambarawa pada 21 November 1945, dengan perlindungan pesawat terbang. Selain itu, mereka terus mempersenjatai tawanan perang Belanda dan melakukan provokasi.

Pecahnya Pertempuran: Pada 20 November 1945, terjadi pertempuran di Ambarawa antara TKR di bawah pimpinan Mayor Sumarto dan pasukan Inggris. Pertempuran mencapai puncaknya pada 22 November 1945 ketika tentara Inggris mulai menyerang desa-desa di sekitar Ambarawa dengan serangan sembarangan.

Gugurnya Letkol Isdiman: Pada 26 November 1945, Letnan Kolonel Isdiman, komandan Resimen TKR Banyumas yang memimpin perlawanan, gugur tertembak dalam pertempuran.

Kepemimpinan Kolonel Sudirman: Setelah gugurnya Letkol Isdiman, kepemimpinan pasukan TKR beralih kepada Kolonel Sudirman. Kehadiran Sudirman di garis depan membangkitkan semangat juang para prajurit.

Taktik 'Supit Urang': Kolonel Sudirman kemudian merancang strategi yang dikenal sebagai taktik 'Supit Urang' (kepiting jepit). Taktik ini melibatkan serangan serentak dari berbagai arah untuk mengepung pasukan musuh. Pasukan TKR dari Divisi V/Purwokerto, serta pemuda-pemuda dari Boyolali, Salatiga, Yogyakarta, dan Kartasura, turut ambil bagian dalam pertempuran.

Puncak Pertempuran dan Kemenangan: Pada 12 Desember 1945 dini hari, pasukan TKR meluncurkan serangan besar-besaran dengan menggunakan taktik Supit Urang. Dalam waktu setengah jam, pasukan TKR berhasil mengepung musuh di dalam kota. Ambarawa dikepung selama empat hari empat malam. Musuh yang terdesak berusaha keras untuk meloloskan diri dari kepungan. Akhirnya, pada 15 Desember 1945, pasukan Sekutu mundur dari Kota Ambarawa dan melarikan diri ke Semarang.

Dampak dan Makna: Kemenangan Moral: Kemenangan di Ambarawa adalah keberhasilan moral yang signifikan bagi bangsa Indonesia. Ini memperlihatkan bahwa meskipun dengan perbekalan yang minim, semangat berjuang dan strategi yang tepat dapat mengalahkan kekuatan militer yang lebih modern.

Peningkatan Semangat Juang: Pertempuran ini membangkitkan semangat juang rakyat Indonesia di berbagai daerah untuk mempertahankan kemerdekaan.

Hari Infanteri/Hari Juang Kartika: Untuk mengenang peristiwa heroik ini, tanggal 15 Desember ditetapkan sebagai Hari Infanteri Angkatan Darat, yang selanjutnya diubah menjadi Hari Juang Kartika.

Monumen Palagan Ambarawa: Sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan para pahlawan, Monumen Palagan Ambarawa didirikan di Ambarawa. Pertempuran Ambarawa adalah bukti nyata bahwa kemerdekaan Indonesia tidak diraih dengan mudah, melainkan melalui perjuangan dan pengorbanan yang gigih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sejarah Lengkap Kerajaan Majapahit

Unduh sejarah lengkap kerajaan Majapahit disini! Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan yang paling besar dan kuat dalam sejarah N...