Kamis, 19 Juni 2025

Sejarah Kerajaan Singasari

Kerajaan Singasari merupakan salah satu dari kerajaan besar yang menganut agama Hindu-Buddha di Jawa Timur yang berdiri pada abad ke-13 Masehi. Meskipun periode kekuasaannya cukup singkat, Singasari memberikan kontribusi besar dalam sejarah Nusantara, terutama melalui perluasan wilayah dan usaha menyatukan Nusantara di bawah pimpinan Raja Kertanegara.

 

I. Asal Usul dan Pembentukan (Tumapel Menjadi Singasari)

Sebelum menjadi kerajaan penting, wilayah Singasari dikenal sebagai Tumapel, yang merupakan daerah di bawah Kerajaan Kediri. Proses pembentukan Singasari erat kaitannya dengan tokoh legendaris yang juga merupakan pendirinya, Ken Arok.

• Ken Arok dan Pemberontakan: Ken Arok menjabat sebagai akuwu (camat) di Tumapel dan terkenal karena ambisi serta kecerdikannya. Untuk mendapatkan kekuasaan, ia melakukan sejumlah intrik, termasuk membunuh Tunggul Ametung (akuwu Tumapel yang terdahulu) dan menikahi Ken Dedes (istrinya Tunggul Ametung).

• Pertikaian dengan Kediri: Setelah menguasai Tumapel, Ken Arok memberontak melawan Kerajaan Kediri. Pada tahun 1222 M, terjadi pertempuran antara tentara Ken Arok dan Kediri di Ganter, di mana pasukan Kediri yang dipimpin oleh Raja Kertajaya berhasil dikalahkan.

• Pembentukan Kerajaan Singasari: Dengan keberhasilan dalam pertempuran di Ganter, Ken Arok mengukuhkan kekuasaannya dan membentuk kerajaan baru yang dinamakan Kerajaan Singasari. Ia kemudian dinyatakan sebagai raja pertama dengan gelar Sri Rajasa Bathara Sang Amurwabhumi. Diperkirakan pusat kerajaan berada di daerah Singasari (sekarang di Malang, Jawa Timur).

 

II. Para Raja Singasari dan Masa Ketidakstabilan

Sejarah Singasari dipenuhi oleh pembunuhan dan perebutan kekuasaan di dalam keluarga Rajasa, sesuai dengan yang disampaikan dalam Kitab Pararaton.

1. Ken Arok (Sri Rajasa Bathara Sang Amurwabhumi, 1222-1227 M):

o Pendiri dinasti Rajasa dan kerajaan Singasari.

o Dibunuh oleh Anusapati, anak Ken Dedes dan Tunggul Ametung, sebagai bentuk balas dendam.

2. Anusapati (1227-1248 M):

o Masa pemerintahannya relatif damai, namun berakhir dengan cara tragis.

o Diakhiri dengan pembunuhan oleh Tohjaya, anak Ken Arok dan Ken Umang, yang juga ingin membalas dendam pada kematian ayahnya.

3. Tohjaya (1248 M):

o Masa pemerintahannya sangat singkat.

o Meninggal akibat luka yang didapatnya dalam menghadapi pemberontakan yang dipimpin oleh Ranggawuni (cucu Ken Arok dari Anusapati) dan Mahesa Cempaka (cucu Ken Arok dari Ken Dedes dan Tunggul Ametung).

4. Ranggawuni (Wisnuwardhana, 1248-1268 M):

o Bersama dengan Mahesa Cempaka, ia berhasil menstabilkan keadaan yang kacau. Mahesa Cempaka diangkat sebagai Ratu Angabhaya (wakil raja).

o Masa pemerintahannya membawa stabilitas setelah periode konflik internal.

o Mempersiapkan tahta untuk putranya, Kertanegara.

 

III. Era Kejayaan di Bawah Raja Kertanegara

Raja Kertanegara (memerintah 1268-1292 M) merupakan raja terakhir serta yang paling berpengaruh di Kerajaan Singasari. Dia terkenal sebagai raja yang memiliki visi untuk menyatukan Nusantara di bawah kendali Singasari.

• Visi dan Cita-cita: Kertanegara mengusung gagasan Cakrawala Mandala Dwipantara, yakni usaha untuk menyatukan seluruh Nusantara di bawah naungan Singasari. Dia ingin menjadikan Singasari sebagai kekuatan maritim utama di Asia Tenggara.

• Ekspansi Wilayah (Ekspedisi Pamalayu): Untuk mewujudkan cita-citanya, Kertanegara melaksanakan ekspedisi militer besar-besaran:

o Ekspedisi Pamalayu (1275-1292 M): Memimpin angkatan besar ke Melayu (Sumatera) untuk menaklukkan Kerajaan Melayu (Dharmasraya). Ekspedisi ini sukses, yang ditandai dengan pengiriman patung Amoghapasa dari Singasari ke Dharmasraya pada tahun 1286 M.

o Ekspansi ke Arah Barat: Kertanegara juga memperluas pengaruhnya hingga ke Kerajaan Sunda, Bali, sebagian Kalimantan, dan Maluku.

• Penguatan Ideologi: Kertanegara dikenal sebagai pengikut kuat ajaran Buddha Tantrayana. Ia menggabungkan ajaran Hindu dan Buddha serta membangun banyak candi dan patung sebagai perwujudan dirinya sebagai Aksobya. Ini juga menjadi usaha untuk memperkuat legitimasi kekuasaannya.

• Hubungan dengan Mongolia/Dinasti Yuan: Kertanegara dengan tegas menolak permintaan Kubilai Khan (Kaisar Dinasti Yuan dari Mongolia) untuk menundukkan Singasari. Ia bahkan berani menyerang utusan Mongolia, Meng Ki, yang kemudian memicu kemarahan Kubilai Khan dan mengatur invasi ke Jawa.

 

IV. Kemunduran dan Keruntuhan

Era kejayaan Kertanegara berakhir dengan cara yang menyedihkan, menandai jatuhnya Kerajaan Singasari.

• Pemberontakan Jayakatwang (1292 M): Saat banyak pasukan Singasari sedang dalam Ekspedisi Pamalayu dan ekspedisi lainnya, Jayakatwang, yang merupakan adipati Kediri dan ipar Kertanegara, melihat ini sebagai kesempatan untuk membalas dendam atas kekalahan Kediri sebelumnya.

• Serangan Balik: Jayakatwang menyerang Singasari dari dua arah: satu kelompok menarik perhatian pasukan Singasari ke utara, sementara kelompok utama menyerang langsung ke ibu kota.

• Wafatnya Kertanegara: Kertanegara, yang sedang melakukan ritual keagamaan di istananya, terkejut dengan serangan dan akhirnya dibunuh oleh pasukan Jayakatwang.

• Berdirinya Kerajaan Kediri Baru: Setelah kematian Kertanegara, Kerajaan Singasari runtuh, dan Jayakatwang berhasil mendirikan kembali Kerajaan Kediri di bawah kekuasaannya.

 

V. Peninggalan Sejarah dan Warisan

Walaupun Singasari telah runtuh, warisannya tetap sangat berarti dalam sejarah Indonesia:

• Candi Singasari: Ini merupakan peninggalan utama dari era Singasari, memiliki gaya arsitektur yang unik.

• Arca Dvarapala: Patung besar pengawal gerbang yang ditemukan di dekat Singasari, melambangkan kekuatan spiritual dan fisik kerajaan.

• Candi Jawi dan Candi Jago: Candi-candi ini juga dibangun selama periode Singasari, meski beberapa bagiannya diselesaikan setelah kerajaan jatuh.

• Kitab Pararaton dan Negarakertagama: Sumber sejarah ini, meskipun ditulis pada masa Majapahit, menyalurkan informasi penting mengenai sejarah Singasari. Pararaton lebih menitikberatkan pada silsilah dan intrik politik, sedangkan Negarakertagama (karya Mpu Prapanca) lebih menggambarkan kejayaan dan wilayah kekuasaan Kertanegara.

• Fondasi Majapahit: Kejatuhan Singasari justru menjadi awal berdirinya Kerajaan Majapahit. Raden Wijaya, menantu Kertanegara, berhasil melarikan diri dari serangan Jayakatwang. Ia memanfaatkan pasukan Mongol yang datang untuk menghukum Kertanegara dan juga mengalahkan Jayakatwang, lalu mendirikan Kerajaan Majapahit. Ide Nusantara yang dicetuskan oleh Kertanegara dilanjutkan dan diwujudkan oleh Majapahit.

 

Aspek Lain tentang Kerajaan Singasari

1. Faktor-faktor Keruntuhan yang Lebih Mendalam

Keruntuhan Singasari di era Kertanegara dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya, selain pemberontakan Jayakatwang:

• Penekanan pada Ekspansi Luar: Ambisi Kertanegara untuk menyatukan Nusantara (Cakrawala Mandala Dwipantara) melalui misi militer seperti Ekspedisi Pamalayu ke Sumatera dan perluasan ke Bali, Madura, dan Kalimantan, mengakibatkan pertahanan kerajaan menjadi lemah. Banyak tentara terkuat dikirim keluar Jawa, sehingga Singasari kekurangan kekuatan militer di ibu kota. Hal ini dimanfaatkan oleh Jayakatwang.

• Ancaman dari Mongol (Dinasti Yuan): Sikap Kertanegara yang menolak tuntutan Kubilai Khan serta menghina utusannya memicu kemarahan Kaisar Mongol. Walaupun serangan Mongol baru terjadi setelah kejatuhan Singasari, adanya ancaman ini telah menambah ketegangan dan kemungkinan menyebabkan Kertanegara menjadi terlalu percaya diri atau meremehkan kemungkinan ancaman dari dalam. Dia mungkin merasakan dorongan untuk memperkuat kekuasaan di luar Jawa untuk menghadapi ancaman Mongol ini.

• Permasalahan Internal dari Warisan Ken Arok: Sejarah Singasari, dimulai dari Ken Arok hingga Tohjaya, dipenuhi dengan intrik dan balas dendam. Meski pada zaman Wisnuwardhana dan Kertanegara keadaan sempat stabil, tetapi rasa dendam dari keturunan yang merasa berhak atas tahta (seperti keturunan Kediri) tetap ada. Jayakatwang, yang merupakan keturunan Raja Kertajaya dari Kediri yang dikalahkan Ken Arok, menderita dengan membawa beban dendam sejarah ini.

 

2. Peninggalan Budaya Selain Candi

Singasari menyisakan banyak warisan budaya selain candi-candi yang megah:

• Patung-Patung Menakjubkan: Singasari menciptakan patung-patung seni yang sangat berkualitas, sering kali menggambarkan raja atau tokoh penting dalam wujud dewa. Contohnya:

o Patung Dvarapala: Pasangan patung raksasa penjaga gerbang yang ditemukan di dekat Candi Singasari. Mereka melambangkan kekuatan penjaga dan sarat makna spiritual dalam agama Hindu-Buddha.

o Patung Amoghapasa: Patung Buddha (perwujudan Boddhisatwa) yang dikirim oleh Kertanegara ke Dharmasraya (Sumatera) sebagai simbol takluknya kerajaan tersebut dan pengakuan atas dominasi Singasari dalam Ekspedisi Pamalayu. Patung ini kini berada di Museum Nasional Jakarta.

o Patung Prajnaparamita: Patung dewi kebijaksanaan dalam ajaran Buddha Mahayana. Meskipun ditemukan di Jawa Timur, beberapa sejarawan merujuknya pada Ken Dedes atau tokoh wanita penting lainnya di era Singasari.

• Prasasti-Prasasti: Selain prasasti di candi, ada juga beberapa prasasti dari lempengan tembaga yang memberikan informasi:

o Prasasti Mula Malurung: Diterbitkan oleh Kertanegara pada tahun 1255 sebagai raja muda di Kediri yang diperintahkan oleh ayahnya Wisnuwardhana. Prasasti ini menjelaskan silsilah dan administrasi kerajaan.

o Prasasti Wurare: Mengabadikan penobatan patung Mahaksobhya sebagai penghormatan kepada Raja Kertanegara setelah meninggal, menunjukkan bahwa dia dianggap telah mencapai tingkat Buddha Agung.

o Prasasti Singosari: Ditulis pada tahun 1351 Masehi (masa Majapahit), tetapi ditemukan di Singasari dan mencatat pembangunan candi pemakaman yang dipimpin Gajah Mada, yang berhubungan dengan warisan Singasari.

 

3. Politik Luar Negeri dan Hubungan dengan Kerajaan Lain

Kertanegara adalah seorang raja yang sangat aktif dalam urusan politik luar negeri, mencerminkan ambisinya terhadap Cakrawala Mandala Dwipantara.

• Ekspedisi Pamalayu (1275-1292 M): Ini adalah proyek besar untuk menaklukkan Kerajaan Melayu (Dharmasraya) yang terletak di Sumatera. Tujuannya adalah untuk melindungi jalur perdagangan dan membentuk aliansi untuk mengatasi kemungkinan invasi Mongol dari arah utara. Ekspedisi ini berhasil, yang terlihat dari pengiriman Patung Amoghapasa.

• Hubungan dengan Kerajaan Champa: Kertanegara juga membangun koneksi yang positif dengan Kerajaan Champa, yang kini terletak di bagian selatan Vietnam. Hubungan ini diyakini sebagai upaya untuk menciptakan aliansi melawan ancaman dari bangsa Mongol. Kertanegara bahkan menikah dengan putri Raja Champa.

• Ekspansi ke Bali, Madura, dan Kalimantan: Selain Sumatera, pengaruh Singasari juga meluas ke pulau-pulau yang berdekatan. Ini menunjukkan perhatian Kertanegara untuk menjadikan Singasari sebagai kekuatan dominan di kawasan ini.

 

4. Ajaran Agama dan Sinkretisme

Di Kerajaan Singasari, agama merupakan gabungan yang kuat antara Hindu, khususnya Siwaisme, dan Buddha, terutama Mahayana, serta Tantrayana yang muncul belakangan. Ini disebut sebagai Siwa-Buddha atau sinkretisme Hindu-Buddha.

• Harmoni dan Integrasi: Di Singasari, terutama di bawah pimpinan Kertanegara, kedua agama ini berusaha untuk berdampingan dengan harmonis, berbeda dengan periode sebelumnya yang mungkin terdapat ketegangan. Kertanegara dikenal sebagai seorang penganut Buddha Tantrayana yang kuat tetapi tetap menghormati Siwaisme. Ia sering digambarkan pada arca yang menampilkan unsur-unsur dari kedua agama tersebut.

• Pemujaan Raja-Dewa: Ada tradisi kuat dalam menghormati raja yang telah meninggal sebagai manifestasi dewa atau Buddha, yang dikenal sebagai konsep Dewa-Raja. Raja Kertanegara diwakili sebagai Jina, yaitu Buddha Agung, dalam Arca Wurare, serta sebagai Aksobya. Ini dilakukan untuk memperkuat legitimasi dan kekuatan spiritual raja.

• Upacara Keagamaan: Ritual keagamaan dilaksanakan secara rutin, biasanya dengan melibatkan ritual yang rumit, mencerminkan kedalaman praktik spiritual di kalangan para elite kerajaan

Singasari, meskipun memiliki masa berdiri yang singkat, meninggalkan warisan ideologis dan budaya yang mendalam, terutama melalui cita-cita Kertanegara untuk menyatukan Nusantara, serta perpaduan unik dalam seni dan agama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sejarah Lengkap Kerajaan Majapahit

Unduh sejarah lengkap kerajaan Majapahit disini! Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan yang paling besar dan kuat dalam sejarah N...