Kamis, 19 Juni 2025

Sejarah Kerajaan Samudera Pasai

 Kerajaan Samudera Pasai adalah kekuasaan Islam pertama di Indonesia dan merupakan titik penting untuk penyebaran Islam di kawasan Asia Tenggara. Terletak di bagian utara Sumatera yang kini dikenal dengan Aceh Utara, kerajaan ini menjadi pusat perdagangan dan ilmu pengetahuan Islam pada zamannya.

 

I. Asal dan Pendirian

Daerah pesisir utara Sumatera, terutama di sekitar Selat Malaka, telah menjadi rute perdagangan maritim yang sibuk sejak lama. Sebelum munculnya Samudera Pasai, sejumlah komunitas Muslim sudah bermukim di sana karena interaksi dengan pedagang yang datang dari Arab, Persia, dan India.

1. Proses Awal Islamisasi:

Sejak abad ke-7 Masehi, para pedagang Muslim mulai merapat dan menetap di pantai Sumatera. Melalui interaksi sosial, pernikahan, dan penyebaran agama, Islam mulai merasuki masyarakat setempat.

2. Pendirian oleh Marah Silu:

Marah Silu adalah sosok yang mendirikan Samudera Pasai, yang kemudian memeluk agama Islam dan dikenal dengan gelar Sultan Malik as-Saleh. Walaupun tanggal pasti pendiriannya masih diperdebatkan, umumnya dianggap terjadi sekitar tahun 1267 M. Ini menjadikan kerajaan ini sebagai kerajaan Islam tertua di Indonesia.

3. Lokasi yang Strategis:

Samudera Pasai berlokasi di muara Sungai Pasai (Sungai Peusangan), yang terletak di jalur perdagangan internasional penting yang menghubungkan Timur Tengah dengan India dan Cina. Hal ini membuat Pasai berfungsi sebagai pelabuhan transit yang sangat ramai.

 

II. Masa Kejayaan

Pada abad ke-14 Masehi, Kesultanan Samudera Pasai mencapai masa kejayaannya.

1. Pusat Perdagangan Global:

• Komoditas Utama: Lada, kapur barus, emas, dan sutra adalah produk utama yang diperdagangkan di Pasai. Selain itu, Pasai berfungsi sebagai pelabuhan perantara untuk rempah-rempah dari Maluku dan hasil dari hutan di pedalaman Sumatera.

• Mata Uang: Pasai memiliki dirham (koin emas) sebagai mata uangnya sendiri, yang menunjukkan kemandirian dalam ekonomi serta pengakuan dari dunia luar. Koin Pasai banyak ditemukan di daerah-daerah lain di Indonesia dan bahkan negara lain.

• Pelabuhan yang Ramai: Pedagang dari beraneka ragam bangsa seperti Arab, Persia, India, Cina, Siam, dan Jawa datang berkunjung ke Pasai, menjadikannya pelabuhan yang sangat beragam.

2. Pusat Penyebaran dan Pendidikan Islam:

• Peran Ulama: Pasai menjadi tempat berkumpulnya para ulama dan santri dari berbagai belahan dunia. Ilmu-ilmu keislaman seperti fikih, tasawuf, dan tafsir dipelajari serta dikembangkan di kawasan ini.

• Jalur Penyebaran Agama: Dari Pasai, Islam menyebar ke berbagai daerah lain di Indonesia, seperti Malaka, Jawa, dan Sulawesi. Wali Songo di Jawa terhubung dengan para ulama dari Pasai.

• Sultan yang Taat: Sultan-sultan Pasai, termasuk Sultan Malik as-Saleh dan Sultan Malik az-Zahir I (putra dari Malik as-Saleh), dikenal sebagai pemimpin yang religius dan sangat mendukung penyebaran agama.

3. Hubungan Diplomatik:

• Hubungan dengan Cina: Catatan dari penjelajah Cina, Laksamana Cheng Ho, yang datang ke Pasai beberapa kali pada abad ke-15, membuktikan adanya hubungan diplomatik dan perdagangan yang kuat antara Pasai dan Dinasti Ming.

• Hubungan dengan India dan Timur Tengah: Pasai juga menjalin hubungan yang dekat dengan berbagai kesultanan di India dan kerajaan-kerajaan di Timur Tengah, terutama dalam konteks perdagangan dan pertukaran ulama.

 

III. Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Budaya

• Ekonomi: Keberadaan perdagangan maritim sangat dominan dalam ekonomi. Pajak dari kapal-kapal dagang menjadi sumber pendapatan utama bagi kerajaan. Meskipun terdapat aktivitas pertanian, sektor ini tidak sekuat sektor perdagangan.

• Agama: Islam merupakan agama resmi kerajaan dan diikuti oleh mayoritas masyarakat. Hukum yang diterapkan adalah hukum Islam (syariah).

• Pemerintahan: Kesultanan Islam memiliki sultan sebagai pemimpin tertinggi, yang berfungsi sebagai kepala negara dan tokoh agama.

• Bahasa dan Sastra: Di kalangan pedagang dan ulama, Bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa utama, yang membantu dalam penyebaran Islam. Karya sastra Islam, seperti hikayat dan buku agama, mulai ditulis dan dibagikan. Makam sultan Pasai yang dihiasi dengan kaligrafi yang indah menjadi bukti perkembangan seni dan tulisan.

 

IV. Masa Penurunan dan Keruntuhan

Sementara mengalami kekuatan, Kesultanan Samudera Pasai mulai mengalami penurunan pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15.

1. Pertikaian Internal:

Konflik di dalam kerajaan dan perebutan kekuasaan di kalangan bangsawan Pasai melemahkan kerajaan dari dalam. Catatan Marco Polo dan Ibnu Batutah menunjukkan adanya ketidakstabilan politik saat mereka mengunjungi Pasai.

2. Perubahan Jalur Perdagangan:

Kemunculan Kesultanan Malaka yang lebih kuat di Semenanjung Malaya pada awal abad ke-15 mulai mengalihkan jalur perdagangan dari Pasai. Karena lokasinya yang lebih strategis dan fasilitas yang lebih unggul, banyak pedagang memilih untuk berlabuh di Malaka.

Pergeseran perdagangan internasional menuju Selat Malaka yang dikuasai oleh Malaka.

3. Serangan Dari Luar:

Serangan dari Majapahit: Pada tahun 1377 M, Majapahit menyerang beberapa daerah di Sumatera, termasuk Pasai, sebagai bagian dari ekspansi Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada (Sumah Panemoe). Meskipun tidak menghancurkan Pasai sepenuhnya, serangan ini melemahkan kekuatan politik dan ekonomi kerajaan tersebut.

Invasi Portugis: Kedatangan Portugis ke Asia Tenggara pada awal abad ke-16 menjadi ancaman besar. Pada tahun 1521 M, Portugis berhasil menaklukkan Samudera Pasai, yang merupakan pukulan berat bagi kerajaan ini.

4. Penaklukan oleh Aceh Darussalam:

Setelah kedatangan Portugis, pada tahun 1524 M, Kesultanan Aceh Darussalam yang baru dibentuk dan semakin kuat di bawah Sultan Ali Mughayat Syah, menaklukkan Samudera Pasai. Penaklukan ini secara definitif mengakhiri kedaulatan Samudera Pasai sebagai kerajaan independen dan mengintegrasikannya ke wilayah Aceh.

 

V. Warisan Sejarah

Walaupun sudah runtuh, Samudera Pasai meninggalkan jejak penting dalam sejarah Indonesia:

• Makam Sultan Malik as-Saleh: Makam raja pertama dan para raja Pasai lainnya menjadi bukti fisik keberadaan kerajaan ini. Nisan di makamnya memiliki desain khas yang mempengaruhi nisan-nisan Islam di berbagai pengaruh Nusantara.

• Penemuan Dirham: Koin emas (dirham) dari Pasai menunjukkan kemajuan ekonominya.

• Warisan Keilmuan Islam: Tradisi ilmu Islam yang kuat di Aceh tidak bisa dipisahkan dari peranan Pasai sebagai pusat studi agama. Banyak ulama dari Pasai berkontribusi dalam penyebaran Islam di daerah lain.

• Pengaruh Bahasa Melayu: Samudera Pasai juga mempercepat penggunaan bahasa Melayu sebagai lingua franca di wilayah tersebut, yang kemudian menjadi dasar bagi Bahasa Indonesia modern.

Kesultanan Samudera Pasai merupakan bukti nyata tentang masuknya dan berkembangnya Islam di Nusantara, tidak hanya melalui dakwah, tetapi juga dengan membangun kekuatan ekonomi dan politik yang terintegrasi dalam perdagangan global.

Tentu saja, mari kita eksplor beberapa aspek lain yang menarik dari sejarah Kesultanan Samudera Pasai untuk melengkapi pembahasan sebelumnya.

 

Aspek Lain mengenai Sejarah Kesultanan Samudera Pasai

1. Struktur Pemerintahan dan Tata Kelola

Sebagai kesultanan Islam, Samudera Pasai memiliki sistem pemerintahan yang terorganisir, meskipun informasinya tidak selengkap kerajaan-kerajaan berikutnya.

• Sultan: Kepala negara dan pemimpin tertinggi, yang juga berperan sebagai pemimpin agama (Khalifah). Sultan dianggap sebagai representasi Tuhan di bumi dan memiliki otoritas yang kuat.

• Menteri (Perdana Menteri/Orang Kaya Besar): Membantu sultan dalam menjalankan aktivitas pemerintahan sehari-hari.

• Syahbandar: Pejabat penting yang mengurus hal-hal pelabuhan, perdagangan, dan pengawasan pedagang asing. Mengingat posisi Pasai sebagai pusat perdagangan, kedudukan syahbandar sangat strategis.

• Qadi (Kepala Mahkamah Agama): Bertugas pada urusan peradilan berdasarkan hukum syariah (hukum Islam). Ini mencerminkan bahwa hukum Islam diterapkan secara formal dalam kehidupan di kerajaan. Panglima Angkatan Laut (Laksamana): Bertanggung jawab atas perlindungan maritim dan keamanan rute perdagangan.

• Kerajaan Bawahan (Vassal): Samudera Pasai juga memiliki sejumlah kerajaan bawahan, yang masing-masing dipimpin oleh sultan, menunjukkan luasnya pengaruh politiknya.

 

2. Kebudayaan dan Sastra Islam Awal

Samudera Pasai bukan hanya dikenal sebagai pusat perdagangan, tetapi juga tempat berkembangnya budaya dan sastra Islam di Nusantara.

• Bahasa Melayu sebagai Lingua Franca: Penggunaan Bahasa Melayu sebagai bahasa komunikasi dalam dakwah dan perdagangan mempercepat penyebaran Islam serta meletakkan dasar bagi perkembangan Bahasa Melayu Kuno, yang akhirnya menjadi cikal bakal Bahasa Indonesia modern.

• Karya Sastra Islam: Walaupun sedikit yang ditemukan utuh, banyak karya sastra Islam, seperti hikayat dan kitab-kitab religius, diyakini mulai ditulis dan disebarkan dari Pasai. Salah satu contoh terkenal adalah Hikayat Raja-Raja Pasai, meski naskah ini ditulis setelah kerajaan runtuh, ia menyediakan banyak informasi (meskipun bercampur mitos) tentang sejarah awal Pasai.

• Seni Kaligrafi dan Ukiran: Hal ini terlihat jelas pada nisan makam para sultan dan bangsawan, yang diukir dengan indah, menampilkan ayat-ayat Al-Qur'an (seperti Ayat Kursi dan Surat Yasin), kutipan hadis, dan puisi sufi dalam aksara Arab. Desain arsitektur nisan ini, terutama untuk nisan Sultan Malik as-Saleh, menjadi contoh bagi nisan-nisan Islam lainnya di seluruh Nusantara.

 

3. Peran Strategis sebagai Pelabuhan Entrepot

Istilah "entrepot" sangat tepat untuk menggambarkan Samudera Pasai. Ini artinya Pasai berfungsi sebagai pusat pengumpulan dan distribusi barang dari berbagai daerah untuk kemudian disalurkan kembali.

• Mengumpulkan Komoditas: Pasai mengumpulkan rempah-rempah (seperti cengkeh, pala) dari Maluku, lada dan emas dari Sumatera, sutra dari Cina, serta berbagai barang dari India dan Timur Tengah.

• Distribusi: Barang-barang ini selanjutnya didistribusikan ke pasar-pasar lain di Asia Tenggara dan sebaliknya.

• Pendapatan Cukai: Pajak dan cukai yang dikenakan pada kapal yang berlabuh dan barang yang diperdagangkan menjadi sumber pendapatan utama bagi kerajaan.

 

4. Jejak Arkeologi: Makam dan Mata Uang

• Makam-makam Kesultanan: Temuan kompleks makam raja-raja Samudera Pasai, terutama makam Sultan Malik as-Saleh (dari tahun 1297 M) dan Sultanah Nahrasiyah (dengan nisan yang disebut-sebut diimpor dari Kamboja), adalah bukti fisik yang paling autentik mengenai keberadaan kerajaan ini. Desain dan kaligrafi pada nisan-nisan tersebut memberikan petunjuk tentang tingkat perkembangan seni dan keagamaan pada masa itu.

• Dirham Emas: Koin emas (dirham) yang dicetak dan digunakan di Pasai adalah pertanda kemajuan ekonomi dan otonomi politiknya. Koin-koin ini sering kali mencantumkan nama sultan yang berkuasa serta kalimat syahadat, yang menunjukkan identitas Islamnya. Penemuan dirham Pasai di berbagai lokasi di Nusantara dan bahkan di luar negeri mengonfirmasi jangkauan perdagangan yang luas.

 

5. Pengaruh Terhadap Kerajaan Islam Lain di Nusantara

Samudera Pasai tidak hanya menjadi yang pertama, tetapi juga menjadi contoh bagi kerajaan-kerajaan Islam yang muncul setelahnya di Nusantara, terutama di Jawa dan Malaka.

• Penyebaran Islam ke Jawa: Banyak sejarawan percaya bahwa proses Islamisasi di Jawa, terutama melalui Walisongo, memiliki hubungan erat dengan ulama dan pedagang dari Pasai. Beberapa sumber bahkan menyebutkan bahwa Walisongo sering kali belajar atau berinteraksi dengan ulama yang berasal dari Pasai.

• Sistem Pemerintahan Islam: Model kesultanan yang diterapkan di Pasai, yang menggabungkan kekuasaan politik dan agama, menjadi teladan bagi kerajaan Islam yang muncul kemudian.

• Evolusi Bahasa Melayu: Pengaruh Pasai dalam menjadikan Bahasa Melayu sebagai bahasa untuk dakwah dan perdagangan sangat penting, mendukung komunikasi antara berbagai etnis di Nusantara dan membantu penyebaran agama Islam.

Dengan mengetahui aspek-aspek tambahan ini, kita bisa lebih menghargai betapa kompleks dan pentingnya Kesultanan Samudera Pasai sebagai pelopor peradaban Islam di Nusantara, di mana pengaruhnya jauh melampaui wilayahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sejarah Lengkap Kerajaan Majapahit

Unduh sejarah lengkap kerajaan Majapahit disini! Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan yang paling besar dan kuat dalam sejarah N...